Herry
Soesanto, S.Pd, M.Pd. Guru Mapel Kimia, serius saat mengikuti pelatihan daring di SMAN 20 Surabaya.
Surabaya-Seiring berubahnya zaman menjadi era digital dan
ketertinggalan guru ketika berada di bangku kuliah, memaksa guru harus kembali
belajar keras. Diantara jalan yang harus ditempuh adalah dengan mengikuti
pelatihan lewat daring.
Belajar daring atau belajar online, sudah berlangsung hampir setengah tahun lamanya sejak virus corona melanda Tanah Air. Tidak hanya membuat orang tua dan anak stres, sistem pengajaran jarak jauh inipun juga membuat kusut para guru. Betapa tidak, setiap hari mereka harus siap memberikan materi pembelajaran melalui ponsel atau laptop. Belum lagi memeriksa tugas-tugas yang dikumpulkan via online. “ucap seorang guru bernama Nanang Suherman, S.Si, guru Fisika di SMAN 20 Surabaya”.
Buat mereka yang terbiasa dengan teknologi,
mungkin pengajaran via online bukan hal sulit. Tapi, bagaimana dengan guru-guru
yang tidak familiar, yang memang sebelumnya gagap teknologi? mereka dipaksa untuk
dapat memahami metode pembelajaran baru di era pandemi ini. Mereka dituntut mampu
mengajar dan menyampaikan materi dengan cara baru yang tidak pernah dilakukan di masa-masa
sebelumnya. Oleh
karena itu, penyegaran berupa pelatihan daring terhadap para guru mutlak
diperlukan. Baik dalam tatap muka dengan waktu yang ditentukan, maupun dengan
daring (dalam jaringan). Apa pun model pelatihan yang diterapkan, efektifitas
dan efesiensi dari pelatihan tetap menjadi prioritas.
Materi pelatihan, serta pemberi materi
yang kompeten menjadi faktor penentu, disamping niat dan kemauan yang kuat dari
para guru sebagai peserta pelatihan tersebut.
By:
IMAM SY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar